Monday, 7 March 2016

Model Pembelajaran Klasikal


Oleh : Rully Andarini
Model pembelajaran klasikal juga disebut juga kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata. Pengajaran sejarah, merupakan proses pemberian informasi atau materi kepada siswa serta hasil dari penggunaan metode tersebut sering tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Makna dan arti dari materi atau informasi tersebut terkadang ditafsirkan berbeda atau salah oleh siswa. Hal ini karena tingkat pemahaman setiap siswa yang berbeda-beda atau dilain pihak guru sebagai pusat pembelajaran kurang pandai dalam menyampaikan informasi atau  materi kepada siswa.
Pembelajaran klasikal mencerminkan kemampuan utama guru, karena pembelajaran klisikal ini merupakan kegiatan belajar dan mengajar yang tergolong efisien. Pembelajaran secara klasikal ini berarti bahwa seorang guru melakukan dua kegiatan skaligus yaitu mengelolah kelas dan mengelolah pembelajaran. Pengelolan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan pembelajaran secara baik dan meyenangkan yang di lakukan di dalam kelas. Di ikuti sejumlah siswa yang di bimbing oleh seorang guru.
Dalam hal ini guru di tuntut kemampuannya mengunkan tehnik-tehnik penguatan dalam pembelajaran agar ketertiban belajar dapat di wujudkan. Pengajaran klasikal dirasa lebih sesuai dengan kurikulum yang uniform. Yang dunilai melalui ujian yang uniform pula. Hasil penelitian J. H. Pesta Lozzi (1746-1827) mengejarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolah sejak pesta lozzi pengajaran individual oleh seorang tutor. Pengajaran klasikal merupakan keharusan dalam menghadapi sejumlah murid yang membanjiri sekolah akibat demokrasi, indusrilisasi, pemeretaan, dan pendidikan atau kewajiban belajar. Dengan sendirinya di cari usaha untuk memperbaiki Pengajaran klasikal itu.
Salah satu proses pembelajaran yang masih sering di gunakan adalah dengan model pembelajaran klasikal yang berpusat pada guru dan cenderung membuat siswa menjadi pasif . Menurut Suyosubroto(2002:83) menyatakan bahwa dalam pembelajaran klasikal guru beranggapan bahwa seluruh siswa satu kelas mempunyai kemampuan (ability), kesiapan dan kematangan (maturity) dan kecepatan belajar yang sama. Meskipun dengan model klasikal guru dapat dengan mudah menguasai kelas dan mudah di laksanakan, tetapi suatu proses pembelajaran akan menjadi efektif dan bermakna apabila ada interaksi antara siswa dan sumber belajar  dengan materi , kondisi ruangan , fasilitas , penciptaan suasana dan kegiatan belajar yang tidak monoton. Dalam proses belajar siswa adalah pelaku aktif kegiatan belajar dengan membangun sendiri pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman  yang di milikinya.
Merosotnya kualitas pendidikan disebabkan karena sistem yang kurang tepat. Sistem klasikal dinilai belum mampu mengembangkan kemampuan anak didik karena telah membatasi perkembangan mereka. Sekalipun ada yang mempunyai kemampuan lebih, apalagi guru sudah menyusun program satuan pelajaran maupun rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru semuanya serba seragam.
Masalah lain dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih terlalu didominasi oleh peran guru. Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan berfikir holistik, kreatif, objektif serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individual.
Proses pendidikan di sistem persekolahan Indonesia, umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai anak menguasai materi pembelajaran secara tuntas, akibatnya tidak aneh bila masih banyak siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran secara tuntas.

Kelemahan dan Kelebihan Model Pembelajaran Klasikal
·         Kelemahan :
1.      Mudah menjadi verbalisme.
2.      Yang visual menjadi rugi, dan yang auditif (mendengarkan) yang benar-benar menerimanya.
3.      Bila selalu digunakan dan terlalu digunakan dapat membuat bosan.
4.      Keberhasilan metode ini sangat bergantung pada siapa yang menggunakannya.
5.      Cenderung membuat siswa pasif
·         Kelebihan :
1.      Guru mudah menguasai kelas.
2.      Mudah mengorganisasikan tempat duduk / kelas.
3.      Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.
4.      Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.
5.      Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.
6.      Lebih ekonomis dalam hal waktu.
7.      Memberi kesempatan pada guru untuk menggunakan pengalaman, pengetahuan dan kearifan.
8.      Dapat menggunakan bahan pelajaran yang luas
9.      Membantu siswa untuk mendengar secara akurat, kritis, dan penuh perhatian.
10.  Jika digunakan dengan tepat maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan  belajar siswa dalam bidang akademik.
11.  Dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain


No comments:

Post a Comment