Monday 28 March 2016

PSIKOLOGI AGAMA

1.      Konversi Aagama
a.       Konversi agama secara harfiyah berasal dari kata conversionyang bearti tobat, pindah, berubah. Sehingga convertion bearti berubah dari suatu agama ke agama lain. Secara istilah konversi agama ,menurut Max Henrich konversi agam adalah suatu tindakan di mana seseorang atau kelompok orang masuk atau pindahan pada suatu system kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya.
b.      Proses terjadi konversi agama
·         Menurut M.T.L Penido mengandung dua unsur yaitu:
-          Unsur dari dalam adalah proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang atau kelompok konversi yang terjadi di dalam batin ini membentuk suatu kesadaran untuk mengadakan suatu srannsformasi disebabkan oleh krisis yang terjadi dan keputusan yang diambil seseorang berdasarkan pertimbangan pribadi proses ini terjadi menurut psikologis yang bereaksi dalam membentuk hancurnya strukturpsikologis yang lama dan seiring dengan poses tersebut muncul pula struktur psikologis baru yang dipilih.
-          Unsur dari luar adalah proses perubahan yang berasal dari luar atau kelompok sehingga mampu menguasai kesadaran orang atau kelompok yang bersangkutan . kekuatan datang dari luar menekan pengarauh terhadap kesadaran berupa tekanan batin,
            sehingga memerlukan penyesalan dalam diri.
c.       Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi konversi agama?
·         Hubungan antar pribadi, baik pergaulan yang bersifat keagamaan maupun yang bersifat nonagama.
·         Kebiasaan yang rutin, sebagai contoh adalah menghadiri upacara keagamaan atau pertemuan-pertemuan yang bersifat keagamaan, baik pda lembaga formal atau nonformal
·         Anjuran atau propoganda dri orang-orang yang dekat, seperti keluarga, sahabat, kerabat, dan sebagainya
·         Pengaruh pemimpin agama
·         Pengaruh perkumpulan berdasarkan hobi
·         Pengaruh kekuasaan pemimpin.[1]
d.      Konversi yang sangat berkesan menurut saya adalah ketika seseorang wanita yang dulunya kristen dan terus belajar dan akhirnya pun ia iangin mempelajari tentang islam dan sampai akhirnya wanita itupun masuk islam dengan sungguh walau seorang yag ia sayangi (ibu) kecewa kepada dia , tapi dia tetap kekeh untuk masuk islam. Subhanallah memang indah islam itu, apa lagi kita yang sudah islam dari kecil, begitu bersyukurnya kita sebagai orang islam.
2.      Problema Keimanan
a.       Uraikan apa yang dimaksud dengan iman?
Iman adalah kepercyaan ketepan hati , keteguhan batin, keseimbangan batin, yang berkenan dengan agama, keyakinan dan kepercayaan kepada tuhan . iman juga bearti kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan ragu, serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup, tingah laku dan perbuatan sehari-hari.[2]
b.      Jelaskan bentuk-bentuk problema keimanan yang bisa menimpa seseorang?
-          Keraguan dan kebingungan adalah proses perkembangan yang secara umum
-          Puncak keraguan itu terjadi pada usia transisi pada masa remaja kedewasa
c.       Orang yang munafiq mengalami problem karena dalam al-qur’an surah At-Taubah ayat 61  menjelaskan  bahwa diantara mereka yang munafiq itu adalah orang-orang yang menyakiti dengan apa ayang didengarnya,bagi orang yang mengalami problem keimanan maka azab siksa yang terperi sakitnya.
d.      Ciri-ciri orang beriman:
Mereka yang menyebut nama Allah bergetar hatinya beberapa ciri-ciri orang yang beriman (mukmin) menurut Al Qur'an:
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS Yunus, 10: 63)
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik)… “ (QS Al-Anam, 6: 82)
“(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepadaNya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah.” (QS Al-Ahzab, 33: 39)
“… Dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepadaNya.” (QS Al-Anbiya, 21: 28)
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah…” (QS Al-Ahqaf, 46: 13)
“… Mereka menjawab: ‘Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.’” (QS Al-Imran, 3: 173)
“(Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka…” (QS Al-Hajj, 22: 35)
Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. (QS Al-Rad, 13: 21)
“…Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun denganKu ….” (QS Al-Nur, 24: 55)
“…mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit …” (QS Al-Imran, 3: 199)
“(Yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya.” (QS Al-Baqarah, 2: 46)
“Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan.” (QS Al-Ma’arij: 70: 26)
“Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib …” (QS Al-Baqarah, 2: 3)
“(Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihatNya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.” (QS Al-Anbiya, 21: 49)
“Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS Al-Baqarah, 2: 4)
“Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan Al-Kitab…” (QS Al-A’raf, 7: 170)
“Yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat..” (QS Al-Baqarah, 2: 3)
“(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (QS Al-Mukminun, 23: 2)
“Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.” (QS Al-Mukminun, 23: 9)
“Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.” (QS Al-Ma’arij, 70: 23)
“… Mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap… “ (QS Al-Sajdah, 32: 16)
“(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.” (QS Al-Nahl, 16: 42)
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.” (QS Al-Mukminun, 23: 5)
“Dan orang-orang yang menunaikan zakat.” (QS Al-Mukminun, 23: 4)
“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi atau terang-terangan, serta menolak kejahatan dengan kebaikan… “ (QS Al-Rad, 13: 22)
“(Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian.” (QS Al-Rad, 13: 20)
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.” (QS Al-Ma’arij, 70: 32)
“…Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar.. “ (QS Al-Taubah, 9: 71)
“Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya.” (QS Al-Ma’arij, 70: 33)
“(Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS Al-Imran, 3: 17)
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka…” (QS Al-Imran, 3: 135)
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (QS Al-Mukminun, 23: 3)
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka…” (QS Al-Syura, 42: 38)
“Dan (bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri.” (QS Al-Syura, 42: 39)
“… Orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka…” (QS Al-Hajj, 22: 35)
“… Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaanNya… “ (QS Al-Fath, 48: 29)
“(Yaitu) orang-orang yang berdoa: ‘Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka.’” (QS Al-Imran, 3: 16)
“Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya.” (QS Al-Mukminun, 23: 61)
“…Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud…” (QS Al-Fath, 48: 29)
“… Mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (QS Al-Bayyinah, 98: 7)
“Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan.” (QS Al-Ma’arij, 70: 35)[3]
3.      Kesadaran dan kematangan dalam beragama
a.       Apa yang dimaksud dengan kematangan dan kesadaran beragama?
-          Kematamgan biasanya ditujukan dengan kesadaran dan keyakinan yang teguh karena menganggap benar akan hal agama yang dianutnya dan ia memerlukan agama dalam dirinya.
-          Kesadaran beragama adalah
b.      Perbedaan kesadaran beragama pada masa kanak-kanak dengan masa remaja?
Pada masa kanak-kanak lebih mudah menerima, oleh karena itu kesadaran beragama seharusnya ditanamkan sejak kecil, jika kesadaran beragama pada masa remaja biasanya sudah agak sulit untuk mengarahkannya karena pada masa remaja ia bersenang-bersenang dengan teman-teman sebayanya
c.       Ciri-ciri seseorang yang mengalami kematangan dalam beragama:
-          Merasa bersama Allah dan cinta pada Allah
-          Merasa dekat dengan rasul
-          Iman mantap
-          Tujuan hidupnya menegakkan ibadah
-          Setia janji
-          Selalu membantu dalam hal kebaikan
-          Selalu bersikap adil
-          Hidup secara wajar
-          Selalu menafkan hartanya serta memaafkan kesalahan orang lain
-          Hidup untuk mencari ridha Allah[4]

d.      Perbedaan jiwa sehat dengan gangguan jiwa?
Sikap keberagamaan orang yang sehat latar belakangnya yang tidak tergangu , orang yang sehat beragama bearti menyakini adanya tuhan pencipta semesta alam.
Menurut Wiliiam James sikap keberagamaan orang yang sakit jiwa ini ditemui pada mereka yang pernah mengalami latar belakang kehidupan keagamaan yang terganggu. Latar belakan itulah yang kemudian menjadi penyebab perubahan sikap yang mendadak terhadap keyakinan agama. Mereka beragama akibat dari suatu penderitaan yang mereka alami sebelumnya, William James menggunakanistilah “The Suffering”. 
William Starbuck, seperti yang dikemukakan oleh William James berpendapat bahwa penderitaan yang dialami disebabkan oleh dua factor utama yaitu: factor intern dan factor ekstern.


4.      Agama sebagai Metode Psikoterapi
a.       Pengertian psikoterafi adalah proses difokuskan untuk membantu Anda menyembuhkan dan konstruktif belajar lebih banyak bagaimana cara untuk menangani masalah atau isu-isu dalam kehidupan Anda. Hal ini juga dapat menjadi proses yang mendukung ketika akan melalui periode yang sulit atau stres meningkat, seperti memulai karier baru atau akan mengalami perceraian.

b.      1. Supportive therapy

Supportivetherapy adalah suatu terapi yang tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan pasien.
Tujuan untuk menguatkan daya tahan mental yang telah dimilikinya, mengembangkanmikanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri serta meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan.
Metode:
-          Bimbingan
-          Mengubah lingkungan
-          Mengutarakan dan menyalurkan arah minat
-               Tekanan dan pemaksaan
-          Penebalan perasaan
-          Penyaluran emasional
-          Sugesti
-          Penyembuhan inspirasi berkelompok
2.  Reducative therapy
Reducative therapy adalah membangkitkan pengertian pada penderita tentang konflik-konflik jiwa yang dikandungkan, yang terutama terletak dalam sadarnaya. Tetapi ini lebih banyak menempatkan konflik-konflik  dalam alam sadar, dengan usaha untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi-potensi kreatif yang ada.
Tujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali perubahan atau modifikasi sasaran atau tujuan hidup dan untuk menghidupkan kembali potensi.
Metode:
-          Penyembuhan sikap
-          Wawacara
-          Penyembuhan terarab
-          Psikoterapi

3. Reconsructive  therapy
            Reconstructive adalah terapi yang menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interprestasi mimpi, analisis dari pada transfersi.
Tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflk yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi
Metode:
-          Psikonalisis
-          Pendekatan tranaksional
-          Penyembuhan berkelompok[5]
c.  psikoterapi keimanan, ibadah, shalat, puasa, haji atau umrah, Dzikir, Tilawah Alquran?
1). Psikoterapi dengan Iman
Tidak diragukan lagi bahwa iman dapat memperkuat sisi ruhaniah manusia. Kekuatan memberikan energy ruhani yang mencengangkan dan bahkan dapat berpengaruh pada kekuatan fisik manusia.5
Bagaimana energy ruhani Rasulullah Saw. ketika bergaul dengan para sahabat, perhatikan kesan sahabat Hanzhalah dan sahabat lainnya ketika setiap kali mereka berjumpa dan bersama beliau dalam hadis yang terjemahnya sebagai berikut: “Ya Rasulullah jika kami bersamamu, kami selalu diingatkan akan neraka dan surga seperti kami melihatnya dengan mata kepala kami sendiri. Jika kamikeluar dari sisimu, dan kami bergaul dengan istri, anak-anak dan pekerjaan kami sering lalai. Maka rasulullah bersabda, “Demi dzat yang aku dalam tangan-Nya, jikalau kalian dalam kondisi yang sama dengan kondisi saat bersamaku dan selalu berdzikir, maka malaikat akan selalu menemanimu baik di tempat tidur atau di jalan-jalan. Akan tetapi hai Hanzhalah, waktu demi waktu, tiga kali.’ ” (HR. Muslim Dan Tirmidzi) .
Iman adalah sumber ketenangan batin dan keselamatan kehidupan, karena substansi dari beriman adalah sikap ikhlas mendefinisikan semua kebaikan sebagai ibadah, sebagai bukti iman selalu bergantung kepada-Nya dan ridlo terhadap qadha dan qadar Allah SWT.
2). Psikoterapi dengan ibadah
Melaksanakan ibadah yang diwajibkan Allah seperti sholat, haji, dan zakat dapat membersihkan dan menyucikan jiwa serta membeningkan hati.
Beribadah dapat menghapus dosa dan membangkitkan harapan mendapat ampunan Allah dalam diri manusia. Selain itu, beribadah juga menguatkan harapan masuk surga serta menimbulkan kedamayan dan ketenangan. Abu Daud’ meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Ada lima perkara yang barang siapa bersabar atasnya disertai iman, ia akan masuk surga. Barang siapa memelihara solat lima waktu dengan wudu’ ruku’ sujut berikut waktu-waktu nya, berpuasa romadhan, pergi haji jika sanggup, mengeluarkan zakat sebagai penyuci diri nya dan menunaikan amanat.” (HR Abu Dawud).
Dari hadis di atas mengandung pelajaran bahwa iman kepada Allah dan mendekat kan diri kepadanya dengan ibadah-ibadah serta bertaqwa memasukan manusia dalam penjagaan dan perlindungan Allah serta membangkitkan harapan memperoleh ampunan Allah dan masuk surga. Semua ini dapat menghapus kegelisahan yang timbul dari perasaan berdosa, dan memberikan perasaan tenang dan damai.
Beribadah juga mengajak banyak hal yang terpuji bagi manusia seperti sikap sabar, mampu mengangung kesulitan, melawan hawa nafsu, menguasai syahwat, taat, teratur, mencintai dan berbuat baik kepada manusia, membantu orang-orang yang membutuhkan, saling tolong menolong. Hal tersebut menjadi indikator penting dalam kesehatan jiwa.
·         Terapi Melalui Shalat
Sholat memiliki pengaruh besar dan efektif dalam menyembuhkan manusia dari dukacita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu solat di hadapan tuhannya dalam keadaan khusyuk, berserah diri dan mengosongkan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat menimbulan perasaan tenang, damai dalam jiwa manusia serta dapat mengatasi rasa gelisah dan ketegangan yang ditimbulkan oleh ketenangan jiwa dan masalah kehidupan.
Sholat sebagai hubungan manusia dengan tuhannya, memberikan energi ruhani dan juga dapat menyembuhkan penyakit fisik. Abu Hurairah berkata bahwa dia pernah mengeluh sakit perut, lalu Nabi Saw. Menoleh kepadaku dan bersabda: “Kau sakit perut? “ Jawab Abu Hurairah: “Betul ya rosulullah.”Beliau bersabda: “Bangkit dan sholatlah karena sesungguh nya sholat itu obat penyembuh.” (HR Ibnu majah).
Sholat juga memiliki pengaruh penting dan menyembuhkan perasaan bersalah yang menimbulkan perasaan gelisah dan stres yang di anggap sebagai biang keladi munculnya penyakit jiwa. Itu karena sholat dapat menghapus dan membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran kesalahan serta membangkitkan harapan meraih ampunan dan ridho Allah.

·         Terapi Melalui Puasa.
Manfaat utama puasa adalah menumbuhkan kemampuan mengontrol syahwat dan hawa nafsu pada diri manusia. Puasa merupakan latihan bagi manusia dalam menanggung kondisi perihatin dan merupakan bersabar atasnya, ia bersiap diri menanggung beragam kondisi perihatin yang mungkin terjadi dalam hidup nya. Kondisi perihatin yang dirasakannya membuatnya dapat berempati terhadap penderitaan orang-orang fakir dam miskin, mendorongnya untuk mengasihi mereka, mengulurkan bantuan dan berbuat baik kepada mereka serta membantu orang-orang yang membutuhkan di antara mereka. Dengan begitu, hubungan dengan manusia semakin kuat, loyalitas nya kepada jamaah semakin kokoh. Rasa solidaritas sosial dan kecenderungan membantu manusia juga tumbuh.
Puasa merupakan terapi yang efektif dalam mengatasi kegelisahan melalui janji surga sebagai balasan bagi mereka yang berpuasa. Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa puasa romadon dengan iman dan penuh harap (akan pahalanya), makadosa-dosa nya yang terdahulu akan di ampuni.”( HR Bukhari dan Muslim).

·         Terapi Melalui Haji.
Haji mengajarkan manusia untuk mampu menanggung kesulitan dan melatih nya berjihat melawan hawa nafsu dan mengontrol syahwatnya. Karna orang yang melakukan haji tidak boleh berhubungan seks, tidak bermusuhan, tidak mencaci oleh Allah. Haji juga menyembuhkan penyakit takabur, ujub, dan tinggi hati.karna semua manusia dalam haji adalah sama. Mereka memakai pakaian yang sama sehingga tidak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin, majikan dan pelayannya. Mereka semua diikat oleh tali persamaan dan mereka semu berdiri di hadapan Baitullah dengan khusyuk, merendahkan diri, mengakui kelemahan diri, menyembah dan mengharap ampunan-nya. Dalam situasi yang Tuhannya menjadi bertambah kokoh. Rasululllah Saw bersabda: “Umrah ke umrah berikutnya merupakan kifarat (penebus dosa) yang terjadi di antara keduanya. Sementara haji yang mabrur itu tidak ada balasannya melainkan surga.”(HRAl-syehani tirmizi dan Al-Nasai).
Sungguh orang yang pergi haji mengharab Allah menerima haji nya, mengabulkan doanya dan mengampuni dosanya. Oleh karna itu, iya akan kembali dari haji dalam keadaan bersaih dari perasaan bersalah dan gelisah. Hatinya sarat dengan perasaan damai dan tenang serta diliputi oleh kegembiraan, kelapangan dan kebahagiaan.

3)         Psikoterapi Melalui Zikir dan Doa
Rasulullah Saw. Menyatakan bahwa dengat mengingat allah (zikrullah), dapat memberikan kedamayan dan kerenangan dalam jiwa. “tidaklah duduk suatu kaum yang berzikir kepada Allah kecuali malaikat mengelilingi mereka, rahmat meliputi mereka, ketenangan turun pada mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka pada orang-orang yang berada disisinya. “(HR Muslim dan Tirmizi).
Dan dalam surat Ar-Ra’du ayat : 28 : disebutkan: ”orang–orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah SWT (dzikir). Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.

·         Zikir melalui Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah zikir paling utama, dalam hal itu terdapat keutamaan yang besar dalam membersihkan hati, menyembuhkan dan menenangkan jiwa. Allah berfirnan: “dan kami turubkan dari Al-Qur’an suatu yang jadi penewar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. “(QS Al-Isra’:28).
Dan “Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang0orang yang beriman.“(QS Fushshilat:44).
Ketika menjelaskan pengaruh Al-Qur’an dalam menyembuhkan penyakit jiwa, ibnu taimiah menulis : “Al-Qur’an adalah penyembuh apa yang ada di dalam dada dan orang-orang yang terkena penyakit syubhat dan syahwat. Sebab Al-Qur’an mengandung petunjuk-petunjuk yang jelas dalam membedakan hak dan batil, dan karenanya dapat memberantas penyakit subhat yang merusak ilmu, konsepsi dan persepsi sehinga dapat melihat sesuatu secara objektif. Al-Qur’an juga mengandung hikmah, nasehat yang baik dengan janji dan ancaman (targib wa tahib), serta kisah-kisah yang berisi ibrah yang membuat hati menjadi baiik. Karnanya, hati cenderung kepada hal yang bermamfaat dan membenci hal yang mudharat. Jadi Al-Qur’an menghilangkan penyakit-penyakit yang menimbulkan keinginan-keinginan destruktif sehingga hati menjadi sehat dan kembali ke fitrah aslinya sebagai hal nya badan kembal kepada kondisi moral.

·         Zikir Melalui Doa
Doa merupakan zikir dan ibadah, ia memiliki ke utamaan yang sama seperti zikir dan ibadah. Rasulullah Saw. Bersabda: ”doa itu ibadah, tuhan kalian berfirman:“berdoalah kepada ku, nisjaya aku akan menerima doa kalian. Sesungguh nya orang yang merasa takabbur dari ibadah kepada ku akan masuk neraka jahannam.?’”(HR Tirmizi Abu Bawud).
Sesungguhnya dalam doa terdapat kelapanggan bagi jiwa dan menyembuh kesulitan, duka cita dan gelisah karna orang yang berdosa slalu mengharap doanya dikabulkan oleh Allah.
Pengharapan agar doanya dikabulkan oleh Allah dapat meringankan beban kesulitan dan duka cita orang beriman. Rasulullah bersabda “sesungguhnya doa itu bermanfaat baik terhadap apa yang telah turun atau yang belum diturunkan. Karna itu wahai hamba-hamba Allah berdoalah kalian (HR Tirmizi)[6]


[1] . Sururin, ilmu jiwa Agama, jakarta: PT. Grafindo Persada.2004. hal 103-109
[2] Yusul Al-Qardhawi, iman dann kehidupan, jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993.hal. 3
[3] http://www.google.com/search?q:ciri-orang-beriman,html
[4] Penjelasan dosen
[5] Wenny-wulandari:blogspot.com/2014/06/bentuk-bentuk-utama-dalam-terapi_4.html
[6] Ibid,. Wenny-wulandari:blogspot.com/2014/06/bentuk-bentuk-utama-dalam-terapi_4.html

No comments:

Post a Comment