Monday, 7 March 2016

Psikologi Anak


A.    Hakikat (proses) Perkembangan Anak
Perkembanganitu adalah perubahan, perubahan ke arah yang lebih maju, lebih dewasa. Secara teknis, perubahan itu biasanya diberi nama proses. Jadi secara garis besarnya para ahli sependapat bahwa perkembangan itu adalah suatu proses.
Perkembangan dapat diartikan juga sebagai “Suatu poses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmani) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.[1]
Semua ahli sependapat bahwa yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa,namun mereka berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuk yang hakiki. Dalam hal ini pendapat mereka dapat dikelompokkan kepada tiga  yaitu:
1.      Haikat menurut perkembangan konsep Asosiasi dan Neo Asosiasi
Menurut konsepsi ini, bahwa pada hakikatnya perkembangan itu tiada lain dari pada   suatu proses asosiasi. Dalam proses asosiasi ini, hal yang primer (pertama, penting) adalah bagian ­bagian , sedangkan keseluruhan merupakan hal yang sekunder. Bagian-bagian ada dan terbentuk lebih dahulu, dan dari bagian-bagian itulah terbentuknya keseluruhan. Bagan-bagian itu terkait satu sama lain.[2]
Pendapat yang menggambarkan proses terbentuknya pengertian di atas sebenarnya bukanlah barang baru, hal itu telah kita dapati pada ahli-ahli filsafat pada zaman Yunani kuno, seperti Democritos, Epicurus, dan Aristoteles. Akan tetapi tokoh-tokoh psikologi asosiasi yang sebenarnya kebanyakan berasal dari Inggris, seperti Hobbes, Hartley, James Mill, John Locke dan Spencer. Di antara tokoh-tokoh tersebut yang sangat terkenal adalah John Locke. Locke berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman.
Dalam hal ini Locke membedakan antara dua macam pengalaman, yaitu :
a)      Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indera yang menimbulkan sensation
b)        Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri yang dicapai dengan apa yang oleh Locke disebut Internal sense, pengalaman dalam ini menimbulkan reflexions.[3]

2.      Hakikat menurut perkembangan konsepsi Gestalt dan Neo Gestalt
Konsep ini kebalikan dari konsepsi Asosiai diatas. Menurut mereka, perkembangan itu ialah proses differensiasi. Dalam proses differensiasi itu, yang primer adalah keseluruhan , sedangkan bagian-bagian menduduki tempat yang sekunder. Keseluruhan terlebih dahulu, baru kemudian menyusul bagian-bagian yang lainnya.[4]
Aliran ini menerangkan proses terbentuknya pengertian pada anak-anak juga berlawanan dengan aliran asosiasi. Mula-mula anak mengenal dunia luar secara sama, kemudian obyek-obyek mulai jelas bentuknya, lebih jauh dia dapat membedakan obyek bergerak dan obyek tidak bergerak. Selanjutnya dia akan bisa membedakan manusia dengan manusia, dan di antara manusia itu ada yang dikenalnya sebagai ayah, ibu, kakak dst.
            Pokok pikiran aliran ini adalah :
a)      Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya
b)       Gestalt timbul lebih dahulu dari pada bagian-bagiannya.[5]

3.      Hakikat menurut perkembangan konsepsi Sosiologisme
Menurut konsep ini , perkembangan kejiwaan seorang anak tidak lain dari pada proses sosialisasi. Anak manusia mula-mula a-sosial (belum mengenal norma-norma sosial), yang dalam perkembangannya sedikit demi sedikit berubah ke arah sosial. Melalui proses imitasi, adaptasi dan seleksi , anak-anak akan meniru segala tingkah laku yang ada pada orang dewasa di sekitarnya. Dengan meniru “aku” nya orang dewasa, pada diri anak akan timbul kesadaran “aku”nya  sendiri.[6]
B.     Ciri-ciri perkembangan

1)      Terjadinya perubahan ukuran dalam :
-          Asfek fisik: perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh lainnya,
-          Asfek psikis: semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta imajinasi kreatif.
2)      Terjadinya perubahan proporsi dalam:
-          Asfek fisik: proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya, dan usia remaja proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh usia dewasa
-           Asfek psikis: perubahan imajinasi dari yang fantasi ke realitas, dan perubahan perhatiannyadari yang tertuju kepada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain (khususnyateman sebaya).
3)      Lenyapnya tanda-tanda lama dalam:
-          Asfek fisik: lenyapnya kelenjer anak-anak yang terletak pada bagian dada, rambut halus, dan gigi susu,
-          Asfek psikis: lenyapnya masa mengoceh, bentuk gerak-gerik kanak-kanak( seperti merangkak) dan perilaku impulsif( melakukan sesuatu sebelum berpikir).
4)      Munculnya tanda-tanda baru dalam:
-          Asfek fisik: tumbuh dan bergantian gigi dan matangnya organ-organ pada seksual pada usia remaja, baik primer maupun sekunder,
-          Asfek psikis: berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, lingkungan alam, nilai-nilai moral, dan agama.

C.    Prinsip-prinsip perkembangan

1.      Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti
2.      Semua aspek perkembangan saling memengaruhi
3.      Perkemangan mengikuti pola atau arah tertentu
4.      Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
5.      Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
6.      Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase perkembangan.[7]




[1] Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sughandi, Perkembangan peserta didik, PT.Grafindo Persada:jakarta, 2012. Hal. 1
[2] Drs. Mubin dan Ani Cahyadi, psikologi perkembangan, Quantum Teaching:ciputat, 2006. Hal. 21
[3] R. Muller, De Voornaamsierichtingen in de hedendaagsche psychologie, Erven J. Bijleveld, Utrecht, 1949
[4] Drs. Mubin dan Ani Cahyadi, psikologi perkembangan, Quantum Teaching:ciputat, 2006. Hal. 22
[5] R. Muller, De Voornaamsierichtingen in de hedendaagsche psychologie, Erven J. Bijleveld, Utrecht, 1949
[6] Drs. Mubin dan Ani Cahyadi, psikologi perkembangan, Quantum Teaching:ciputat, 2006. Hal. 24
[7] Yusuf, Syamsu dan Nani M. Sughandi, Perkembangan peserta didik, PT.Grafindo Persada:jakarta, 2012. Hal.3-7

No comments:

Post a Comment