A.
Hakikat
(proses) Perkembangan Anak
Perkembanganitu adalah perubahan, perubahan ke arah yang lebih maju, lebih dewasa. Secara
teknis, perubahan itu biasanya diberi nama proses. Jadi secara garis besarnya
para ahli sependapat bahwa perkembangan itu adalah suatu proses.
Perkembangan
dapat diartikan juga sebagai “Suatu poses perubahan dalam diri individu atau
organisme, baik fisik (jasmani) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat
kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan.[1]
Semua
ahli sependapat bahwa yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu proses
perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa,namun mereka
berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam
bentuk yang hakiki. Dalam hal ini pendapat mereka dapat dikelompokkan kepada
tiga yaitu:
1.
Haikat menurut perkembangan konsep
Asosiasi dan Neo Asosiasi
Menurut
konsepsi ini, bahwa pada hakikatnya perkembangan itu tiada lain dari pada suatu proses asosiasi. Dalam proses asosiasi
ini, hal yang primer (pertama, penting) adalah bagian bagian , sedangkan keseluruhan
merupakan hal yang sekunder. Bagian-bagian ada dan terbentuk lebih dahulu, dan
dari bagian-bagian itulah terbentuknya keseluruhan. Bagan-bagian itu terkait
satu sama lain.[2]
Pendapat
yang menggambarkan proses terbentuknya pengertian di atas sebenarnya bukanlah
barang baru, hal itu telah kita dapati pada ahli-ahli filsafat pada zaman
Yunani kuno, seperti Democritos, Epicurus, dan Aristoteles. Akan tetapi
tokoh-tokoh psikologi asosiasi yang sebenarnya kebanyakan berasal dari Inggris,
seperti Hobbes, Hartley, James Mill, John Locke dan Spencer. Di antara
tokoh-tokoh tersebut yang sangat terkenal adalah John Locke. Locke berpendapat
bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih yang kemudian sedikit demi
sedikit terisi oleh pengalaman.
Dalam
hal ini Locke membedakan antara dua macam pengalaman, yaitu :
a) Pengalaman
luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indera yang
menimbulkan sensation
b) Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai
keadaan dan kegiatan batin sendiri yang dicapai dengan apa yang oleh Locke
disebut Internal sense, pengalaman dalam ini menimbulkan reflexions.[3]
2.
Hakikat menurut perkembangan konsepsi
Gestalt dan Neo Gestalt
Konsep
ini kebalikan dari konsepsi Asosiai diatas. Menurut mereka, perkembangan itu
ialah proses differensiasi. Dalam proses differensiasi itu, yang primer adalah
keseluruhan , sedangkan bagian-bagian menduduki tempat yang sekunder.
Keseluruhan terlebih dahulu, baru kemudian menyusul bagian-bagian yang lainnya.[4]
Aliran
ini menerangkan proses terbentuknya pengertian pada anak-anak juga berlawanan
dengan aliran asosiasi. Mula-mula anak mengenal dunia luar secara sama,
kemudian obyek-obyek mulai jelas bentuknya, lebih jauh dia dapat membedakan
obyek bergerak dan obyek tidak bergerak. Selanjutnya dia akan bisa membedakan
manusia dengan manusia, dan di antara manusia itu ada yang dikenalnya sebagai
ayah, ibu, kakak dst.
Pokok pikiran aliran ini adalah :
a) Gestalt
mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya
b) Gestalt timbul lebih dahulu dari pada
bagian-bagiannya.[5]
3.
Hakikat menurut perkembangan konsepsi
Sosiologisme
Menurut
konsep ini , perkembangan kejiwaan seorang anak tidak lain dari pada proses
sosialisasi. Anak manusia mula-mula a-sosial (belum mengenal norma-norma
sosial), yang dalam perkembangannya sedikit demi sedikit berubah ke arah
sosial. Melalui proses imitasi, adaptasi dan seleksi , anak-anak akan meniru
segala tingkah laku yang ada pada orang dewasa di sekitarnya. Dengan meniru
“aku” nya orang dewasa, pada diri anak akan timbul kesadaran “aku”nya sendiri.[6]
B. Ciri-ciri perkembangan
1) Terjadinya
perubahan ukuran dalam :
-
Asfek fisik: perubahan tinggi dan berat
badan serta organ-organ tubuh lainnya,
-
Asfek psikis: semakin bertambahnya
perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berpikir, mengingat, serta
imajinasi kreatif.
2) Terjadinya
perubahan proporsi dalam:
-
Asfek fisik: proporsi tubuh anak berubah
sesuai dengan fase perkembangannya, dan usia remaja proporsi tubuh anak
mendekati proporsi tubuh usia dewasa
-
Asfek psikis: perubahan imajinasi dari yang
fantasi ke realitas, dan perubahan perhatiannyadari yang tertuju kepada dirinya
sendiri perlahan-lahan beralih kepada orang lain (khususnyateman sebaya).
3) Lenyapnya
tanda-tanda lama dalam:
-
Asfek fisik: lenyapnya kelenjer
anak-anak yang terletak pada bagian dada, rambut halus, dan gigi susu,
-
Asfek psikis: lenyapnya masa mengoceh,
bentuk gerak-gerik kanak-kanak( seperti merangkak) dan perilaku impulsif(
melakukan sesuatu sebelum berpikir).
4) Munculnya
tanda-tanda baru dalam:
-
Asfek fisik: tumbuh dan bergantian gigi
dan matangnya organ-organ pada seksual pada usia remaja, baik primer maupun
sekunder,
-
Asfek psikis: berkembangnya rasa ingin
tahu, terutama yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, lingkungan alam,
nilai-nilai moral, dan agama.
C. Prinsip-prinsip perkembangan
1. Perkembangan
merupakan proses yang tidak pernah berhenti
2. Semua
aspek perkembangan saling memengaruhi
3. Perkemangan
mengikuti pola atau arah tertentu
4. Perkembangan
terjadi pada tempo yang berlainan
5. Setiap
fase perkembangan mempunyai ciri khas
6. Setiap
individu yang normal akan mengalami tahapan atau fase perkembangan.[7]
[1] Yusuf,
Syamsu dan Nani M. Sughandi, Perkembangan peserta didik, PT.Grafindo
Persada:jakarta, 2012. Hal. 1
[2] Drs.
Mubin dan Ani Cahyadi, psikologi perkembangan, Quantum Teaching:ciputat, 2006.
Hal. 21
[3] R.
Muller, De Voornaamsierichtingen in de hedendaagsche psychologie, Erven J.
Bijleveld, Utrecht, 1949
[4] Drs.
Mubin dan Ani Cahyadi, psikologi perkembangan, Quantum Teaching:ciputat, 2006.
Hal. 22
[5] R.
Muller, De Voornaamsierichtingen in de hedendaagsche psychologie, Erven J.
Bijleveld, Utrecht, 1949
[6] Drs.
Mubin dan Ani Cahyadi, psikologi perkembangan, Quantum Teaching:ciputat, 2006.
Hal. 24
[7] Yusuf,
Syamsu dan Nani M. Sughandi, Perkembangan peserta didik, PT.Grafindo
Persada:jakarta, 2012. Hal.3-7
No comments:
Post a Comment