Tuesday, 26 June 2012

KUTIPAN


  1. Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalmat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun dalam majah-majalah.
  1. Tujuan Membuat Kutipan
Dalam penusan-penulisan ilmiah-baik penulis artikel-artikel ilmiah, karya-karya tulis, maupun penulisan skripsi dan disertasi-seringkali dipergunakan kutipan-kutipan untuk menegaskan isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang dikatakan.
  1. Jenis Kutipan
Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tidak langsung (kutipan isi). Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Sebaliknya, kutipan titak langsung adalah pinjaman pendapat seorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti sari atau ikhtisari dari pendapat tersebut.
  1. Prinsip-prinsi Mengutip
Beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan pada waktu membuat kutipan adalah:
  1. Jangan Mengadakan Perubahan
Pada waktu melakukan kutipan langsung, pengarang tidak boleh mengubah kata-kata teknik dari teks aslinya. 
  1. Bila ada kesalahan
Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau keganjilan, entah dalam persoalan ejaan maupun dalam soal-soal ketatabahasaan, penulis tidak boleh memperbaiki kesalah-kesalahan itu. Ia hanya mengutip sebagai mana adanya. 
  1. Menghilangkan bagian kutipan
Dalam kutipan-kutipan diperkenankan pula menghilangkan bagian-bagian tertentu dengan syarat bahwa menghilangkan bagian itu tidak boleh mengakibatkan perubahan makna aslinya atau makna keseluruhnya.
  1. Cara-cara mengutip
Perbedaan antara kutipan langsung dan kutipan tidak langsung (kutipan isi) akan membawa akibat yang berlainan pasda saar memasukkannya dalam teks. Agar tiap-tiap jenis kutipan dapat dipahami dengan lebih jelas, perhatikanlah cara-cara berikut:
  1. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris
Sebuah kutipan langsung yang panjangnya tidak lebih dari empat baris ketikan, akan dimasukkan dalam teks dengan cara-cara berikut:
  1. Kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks;
  2. Jarak antara baris dengan baris dua spasi;
  3. Kutipan itu diapit dengan tanda kutip;
  4. Sebuah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi keatas, atau dalam kurung ditempatkan lama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
Nomor urut penunjukan mempunyai pertalian dengan nomor urut yang terdapat pada catatan kaki. Nomor penunjukan ini bisa berlaku tiap bab, dapat pula berlaku untuk seluluh karangan tersebut. Masing-masing cara tersebut akan membawa konsekuensi tersendiri. Pada nomor urut penununjukan yang hanya berlaku pada tiap bab, maka pertama, pada tiap bab akan dimulai dengan nomor urut 1; kedua, untuk penunjukan yang pertama dalam tiap bab, nama pengarang harus disebut secara lengkap. Sedangkan penunjukan selanjutnya dalam bab tersebut cukup dengan menyebut nama singkat pengarang, ditambah penggunaan singkatan-singkatan ibid. op. cit., atau loc.2 sebaliknya bila nomor urut penunjukan berlaku untuk seluruh karangan, maka hanya untuk penyebutan yang pertama, nama pengarang ditulis secara lengkap; penyebutan selanjutnya halnya mempergunakan nama singkat, dan singkatan-singkatan sebagai mana tersebut diatas.
  1. Kutipan langsung yang lebih dari empat garis
Bila sebuah kutipan terdiri dari lima garis atau lebih, maka seluruh kutipan itu harus digarap sebagai berikut:
  1. Kutipan itu dipisahkan dari teks dalam jarak 2,5 spasi;
  2. Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi;
  3. Kutipan itu boleh atau tidak diapit dengan tanda kutip;
  4. Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditempatkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu;
  5. Seluruh kutipan itu dimasukkan kedalam 5-7 ketikan.
  1. Kutipan tidak langsung
Dalam kutipan tidak langsung bisanya inti atau sari pendapat itu yang dikemukakan. Sebab itu kutipan itu tidak boleh mempergunakan tanda kutip. Beberapa syarat harus diperhatikan untuk membuat kutipan tidak loangsung:
  1. Kutipan itu diintegrasikan dengan teks;
  2. Jarak antara baris dua spasi;
  3. Kutipan tidak diapit dengan tanda kutip;
  4. Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukan setengah spasi ke atas, atau dalam kurung ditemparkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat terdapat kutipan itu.
  1. Kutipan pada catatan kaki
Selain dari kutipan yang dimasukkan dalam teks seperti telah diuraikan di atas, (baik kutipan langsung maupun kutipan tidak langsung), apa pula kutipan yang ditempatkan pada catatan kaki. Bila cara demikian yang dipergunakan, maka kutipan demikian selalu ditempatkan dalam spasi rapat, biarpun kutipan itu singkat saja. Demikian juga kutipan itu selalu dimasukkan dalam tanda kutip, dan dikutip tepat seperti teks aslinya.
Walaupun di atas telah dikemukkan juga bahwa kutipan yang pan jang sekali lebih baik ditempatkan dalam Apendiks atau Lampiran, namun ada juga pengarang yang beranggapan bahwa kutipan semacam itu lebih baik di tempatkan pada catatan kaki, agar lebih mudah bagi pembaca untuk memeriksanya.
  1. Kutipan atas ucapan lisan
Dalam karya-karya ilmiah atau tulisan-tulisan lainya, sering pula dibuat kutipan-kutipan atas ucapan-ucapan lisan, entah yang diberikan dalam ceramah-ceramah, kuliah-kuliah, atau wawancara-wawancara sebenarnya kutipan atas sumber semacam ini sulit dipercaya, kecuali mungkin ucapan yang disampaikan seseorang tokoh yang penting dalam suatu kesempatan yang luar biasa, serta dapat diikuti oleh masyarakat luas.
6. Tangung Jawab Penulis

untuk lebih lengkapnya kawan-kawan dapat Download diSINI

No comments:

Post a Comment