Rasulullah pernah bersabda: “Shalat
itu adalah tiangnya agama, barang siapa yang mendirikannya maka
berarti ia telah mendirikan agama, dan barang siapa meninggalkannya
berarti ia telah meruntuhkan agama”
(Al-Hadits). Bahkan hal ini dipertegas oleh firman Allah SWT.:
حَافِظُوْا
عَلَى الصَّلَوتِ وَالصَّلوةِ الْوُسْطَ
وَقُوْمُوْا لِلَّهِ قَنِتِيْنَ.
Artinya: “Jagalah (peliharah) segala shalat(mu) dan
(peliharalah) shalat wustha. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu)
dengan khusyu’.” (Al-Baqarah [2]: 238).
Dengan hujjah di atas, dapat kita pahami bahwa begitu pentingnya
melaksanakan dan memelihara shalat (shalat fardhu). Karena
melaksanakan shalat merupakan salah satu ciri bagi orang yang mengaku
beriman kepada Allah SWT., dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri
kepada-Nya. Hal ini telah nyata dalam Firman-Nya:
وَاَقِمِ
الصَّلَاةَ لِلذِّكْرِيْ
Artinya: “Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku” (Thaha
[20]: 14)
Jelas sekali, bahwa dengan shalat kita dituntut untuk bisa
mengingat-Nya, mengingat kebesaran-Nya dan mengakui kerendahan diri
di hadapan-Nya. Namun, ada sebagian orang yang salah mengartikan
makna ayat ini, mereka beranggapan tidak wajib shalat kalau kita bisa
mengingat-Nya tanpa melakukan gerakan shalat seperti yang dicontohkan
oleh Rasulullah. Mereka hanya melihat esensi shalat semata, tidak
melihatnya sebagai syari’at yang harus dilaksanakan oleh orang yang
beriman.
Oleh karena itu, kiranya hal itu bisa dijadikan salah satu alasan dan
latar belakang dibuatnya makalah ini dengan judul ‘Shalat
Sebagai Ciri Orang yang Beriman”.
Untuk lebih Lengkapnya bisa download diSini
No comments:
Post a Comment