Tuesday 26 June 2012

TEMA KARANGAN


  1. Pengertian Tema
Menurut arti katanya tema berarti “sesuatu yang telah diuaraikan”, atau “sesuatu yang telah ditempatkan”. Kata ini beerasal dari kata Yunani tithenia yang berarti ‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Dalam kehidupan sehari-hari tema sering dikacaukan pula pemakaiannya denagn istilah topic. Kata topic juga berasal dari kata Yunani topoi yang berarti tempat. Aristoteles, yang dianggap salah satu seorang tokoh retorika jaman klasik, menegaskan bahwa untuki membuktikan sesuatu mula-mula harus ditentukan topoi ‘tempat’ berlangsungnya peristiwa. Dalam batas-batas yang ditentukan tadi, penulis harus menemukan: manusia, interaksi dan fakta-fakta lainnya dan menimbulkan atau bersangkutan dari peristiwa tadi. Sebaliknya dalam retorika modern, setiap pengarang yang ingin menyampaikan sesuatu, mula-mula harus mencari topic yang dapat dijadikan landasan untuk menyampaikan maksudnya mengenai topic tadi.
Pengetian tema, secara khusus dalam karang-mengarang, dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari sudut karangan yang telah selesai, dan dari sudut proses penyusunan sebuah karangan.
Dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Amanat utama ini dapat diketahui misalnya bila seorang membaca sebuah roman, atau karangan lainnya. Dalam kenyataan untuk menulis suatu karangan, penulis harus memilih suatu topic atau pokok pembicaraan. Diatas pokok pembicaraan itulah ia menempatkan suatu tujuan untuk disampaikan dengan landasan topic tadi. Dengan demikian pada waktu menyusun sebuah tema atau pada waktu menentukan sebuah tema untuk sebuah karangan ada dua unsur yang paling dasar perlu diketahui yaitu topic dan pokok pembicaraan dan tujuan yang ingin dicapai melalui topic tadi. Berdasarkan kenyataan ini, pengertian tema dapat dibatasi sebagai : suatu perumusan dari topic yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topic tadi.
Tema itu dapat pula menga,bil bentuk yang lebih luas berupa sebuah alinea, atau berupa rangkaian dari alinea-alinea. Bentuk yang terakhir ini biasa disamakan dengan ikhtisar, dan kadang-kadang deangan ringkasan. Antara ringkasan dan tema sebenarnya terdapat perbedaan besar, karena dalam sebuah ringkasan masih disebutkan para pelaku dengan alur kisahnya (plot) dan sebagainya. Sedangkan tema hanya merupakan gagasan-gagasan atau amanat yang ingin disampaikan pada pembaca, belum dijalin dengan para pelaku. Tempat sebagai ruang berlangsungnya peristiwa atau aktifitas dan interaksi antara para tokohnya. Ringkasan merupakan uraian itu secara komplit dalam bentuk yang singkat, sedangkan tema merupakan sari dasar atau amanat yang akan disampaikan penulis.
Panjang tema tergantung dari berapa banyak hal yang akan dsampaikan sebagai perincian dari tujuan utama, dankemampuan penulis utntuk memperinci dan mengemukakan iluistrasi-ilustrasi yang jelas dan terarah. Perbandinagn antara tema dengan karangan dapat disamakan dengan hubungan antara sebuah kalimat dan gagasan utama kalimat yang terdiri dari subyek dan predikat. Semua bagian kalimat lainnya hanya berfungsi untuk memperjelas gagasan-gagasan utama tadi. Begitu pula, kedudukan tema secara lebih konkrit dapat kita lihat dalam hubungan antara kalimat topic dan alinea. Kalimat topic merupakan tema dari alinea itu. Sedangkan kalimat-kalimat lainnya hanya berfungsi untuk memperjelas kalimat topic atau tema alinea itu.
  1. Memilih Topik
Apa saja yang menarik perhatian kita dapat saja dijadikan topic dalam karangan kita: pegalaman-pengalaman dimasa lampau, pengalaman masa kini, keluarga, cita-cita, karier, alam sekitar, persoalan-persoalan kemasyarakatan, kebudayaan, ilmu pengetahuan, mata pencaharian dan sebagainya.
Semua pokok permasalahan tersebut dapat dijadikan topic karangan mempergunakan salah satu bentuk tulisan, yaitu: narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.
Narasai berusaha untuk mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian secara kronologis. Beberapa pokok yang biasanya dipakai dalam narasi adalah: biografi, roman, novel, sejarah, dsb. Sebaliknya deskripsi berusaha untuk menggambarkan hal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, misalnya: tentang Kota Jakarta, tentang gedung-gedung bersejarah, tentang senja dipelabuhan, dan sebagainya.
Bila kita berpindah dari reproduksi masa silam kepada tulisan-tulisan eksposisi (yang bertujuan untuk member penjelasan atau informasi), maka, tema tadi akan diuraikan dalam sebuah proses, misalnya: bagaimana membuat api.
Corak lain dari tulisan-tulisan ekspositoris itu adalah menerangkan tentang proses kerja sesuatu barang. Yang agak berlainan dari tipe-tipe tulisan ekspisotris sebagai disebut diatas adalah definisi yang luas untuk menjelaskan suatu istilah.
Jenis tulisan lain yang lebih sulit dari eksposisi adalah argumentasi. Argumentasi sebenarnya termasuk dalam eksposisi, hanya sifatnya yang jauh lebih sulit dengan mengajukan pembuktian. Dalam tipe ini termasuk analisa, baik yang menyangkut pemecahan suatu pokok persoalan atas bagian-bagiannya, maupun penggabungan masalah-masalah yang terpisah menjadi suatu klasifikasi yang lebih luas.
Sebuah topic pertama-tama harus menarik perhatian penulis sendiri. Penulis akan didorong terus menerus agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya. Sebaliknya topic yang sama sekali tidak disenangi malahan akan menimbulkan kesalan bila terdapat hambatan-hambatan penulis tidak akan berusaha sekuat tenaga akan menemukan fakta dan data untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Dalam penelitian dan tulisan ilmiah, topic yang digarap harus pula diketahui oleh penulis tersebut. Yang dimaksud dengan diketahui adalah bahwa sekurang-kurangnya prisnisp-prinsip ilmiahnya diketahui serba sedikit. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha menncari data-data melalui penelitian, observasi, wawancara dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam.
Namun,bagi para mahasiswa kiranya perlu ditambahkan beberapa syarat lain, yaitu topic itu jangan terlalu baru, terlalu teknis dan terlalu controversial. Bagi para penulisan pertama-tama dilandaskan pada data-data yang dikumpulkan melelui penelitian kepustkaan.
  1. Pembatasan Topik
Setiap penulis harus benar-benar yakin bahea topic yang ditulisnya harus cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap. Kecenderungan tiap penulis baru adalah mengungkapkan sesuatu terlalu umum, akibatnya uraian itu juga akan menjadi kabur dengan menggunakan istilah-istilah yang tidak tepat dan cermat.
Pembatasan topic sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam beberapa hal. Pertama-tama pembatasan itu memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena pokok itu benar-benar diketahuinya.
Cara membatasi sebuah topic dapat dilakukan dengan mempergunakan cara berikut. Pertama-tama tetapkanlah topic yang ingin digarap dalam suatu keadaan sentral. Kedua, ajukanlah pertanyaan, apakah topic yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat diperinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah perinciannya itu disekitar lingkaran toipk pertama tadi. Ketiga, tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih. Keempat, ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi perlu diperinci lebih lanjut?.
Setiap persoalan yang akan diuraikan perlu dibatasi, perlu diprsempit ruang lingkupnya.pembatasan-pembatasan itu akan mengaharuskan penulis untuk memilih topic-topik yang paling khusus. Pembatasan juga menyebabkan penulis akan lebih mengkonsentrasikan pikirannya kepada topim tersebut, sehingga dapat menemukan lebih banyak diketahuinya. Dengan konsentarsi itu, penulis bisa menciptakan contoh-coontoh atau ilustrasi-ilustrasi yang khusus sekali, dan menemukan pula insiden-insiden yang khas. Selanjutnya pembatasan subjek itu memungkinkan penulis untuk memusatkan perhatiannya hanya kepada objeknnya, sehingga tidak melangkah terlalu jauh.
  1. Menentukan Maksud
Pengetahuan dasar tadi akan dikembangkan lebih lanjut dengan hasil-hasil penelitian, observasi dan sebagainya. Karena sudah mengenal prinsip-prinsip dasarnya, maka penulis akan lebih mudah mengetahui aspek-aspek mana yang perlu diketahui data-datanya, aspek mana yang tidak perlu dimasukkan dalam uraian. Pembatasan topic sampai pada tahap ini belum cukup, masih ada satu hal yang penting, yang perlu ditetapkan yaitu apa maksud pengarang dalam menguraikan topic tadi.
Pembatsan topic belum dengan sendirinya membatasi pula maksud pengarang atau penulis. Sebab itu penulis harus menetapkan pula maksud untuk menggarap topic tadi. Pembatasan maksud merupakan sebuah rancangan meyeluruh yang memungkinkan penulis bergerak bebas dalam batas-batas tadi. Seperti halnya dalam pembatasan topic, pembatasan maksud juga akkan menentukan bahan mana yang diperlukan, serta cara mana yang paling baik bagi penyusunan karangan itu.

No comments:

Post a Comment